KELAS : 1EB22
Disusun
Oleh :
v Della Audia 22213143
v Indri Kristiani 24213404
v Rossy Rizky Fadly 28213104
v Rere Tresha 27213418
v Dimitri Deannaz Perdani 22213533
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka
penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “PROGRAM KELUARGA
BERENCANA DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA”.
Penulisan
makalah merupakan salah satu tugas kelompok yang diberikan dalam mata kuliah
Perekonomian Indonesia Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma.
Dalam
penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang penulis miliki. Untuk
itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Bekasi,
11 JUNI 2014
Tim
Penulis
BAB I
LATAR BELAKANG
Didunia ini kita mengenal adanya istilah
“Negara maju” dan “Negara Berkembang”, keduanya dapat ditinjau dari segi taraf
hidup yang dicapai masyarakat di Negara tersebut. Yang dimaksud Negara maju
adalah Negara yang sudah efektif menggunakan teknologi modern pada sebagian
besar faktor produksi dan kekayaan alamnya, serta perhatian masyarakatnya lebih
menekan kepada masalah-masalah konsumsi dan kesejahteraan, tidak lagi kepada
masalah produksi. Sedangkan Negara berkembang adalah Negara pada masa transisi
dimana suatu masyarakat telah mempersiapkan dirinya atau dipersiapkan dari
luar, untuk mencapai pertumbuhan yang mempunyai kekuatan untuk terus
berkembang.
Indonesia merupakan salah satu Negara
berkembang yang ada di dunia. Masalah yang di hadapi Indonesia untuk mencapai
kemakmuran sehingga menjadi sebuah Negara maju masih terus dihadapi, meskipun
telah melewati kurang lebih enam dekade tapi perjalanan lepas landas masi
diambang pintu.
Ini merupakan tantangan untuk Indonesia
agar tetap menyatukan tekad menuju visi Negara. Sebagai warga Negara Indonesia
kita berhak memiliki keinginan untuk hidup yang makmur dan berkewajiban menjalankan
segala kebijakan yang ada untuk mewujudkan hak kita.
Dalam pencapaian hak tersebut, kebijakan
yang ditetapkan harus dijalankan. Salah satu kebijakan pemerintah adalah
Keluarga Berencana. Tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi di Indonesia
merupakan satu dari faktor-faktor penghambat menuju keselarasan dengan Negara
maju. Keluarga berencana merupakan bagian dalam pembatasan pertumbuhan
penduduk.
Dalam tulisan ini, saya membahas
mengenai pentingnya KB untuk mengatasi tingkat pertumbuhan yang tinggi di
Indonesia.
Pada dasarnya program Keluarga Berencana (KB) adalah program pemerintah untuk
menahan/menekan tingginya laju pertumbuhan penduduk di Indonesia. Atau dengan
kata lain menstabilkan jumlah penduduk dengan jumlah makanan (kekayaan) yang
tersedia. Tingginya pertumbuhan penduduk yang tidak dibarengi dengan tingginya
pertumbuhan kekayaan tentu akan berdampak tidak baik, karena akan ada penduduk
yang tidak mendapat kekayaan tersebut.
BAB II
RUMUSAN MASALAH
Dalam keadaan sesak karena harus berbagi
udara, tempat, makan, dan lainya dengan jutaan orang di Indonesia, merupakan
wujud nyata yang masih dan terus terjadi apabila masalah ini tidak teratasi
dengan baik. Masalah yang diangkat dalam tulisan ini adalah,
Apakah KB dapat mengatasi masalah pertumbuhan
penduduk di Indonesia?
Hipotesa
KB(Keluarga Berencana) adalah kebijakan
yang tepat, agar dapat menahan laju pertumbuhan, dengan begitu akan merubah
keadaan di Indonesia, misalnya tidak ada lagi pengangguran akibat jumlah
pekerja lebih besar dibandingkan dengan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan.
Landasan Teori
Keadaan Negara berkembang memiliki
ciri-ciri dimana merupakan masalah yang dihadapi dalam pencapaian menuju Negara
maju. Ciri-ciri tersebut secara umum sebagai berikut:
- Tingkat
kemakmuran relative rendah.
- Produktivitas
pekerja sangat rendah.
- Tingkat
pertumbuhan penduduk yang tinggi.
- Kegiatan
ekonomi bersifat dualitis.
- Bahan
mentah merupakan ekspor terpenting.
BAB III
PEMBAHASAN
Dilandasi teori ciri-ciri umum Negara
berkembang, pada point ketiga mengenai tingkat pertumbuhan penduduk yang
tinggi, kita dapat langsung mengambil kesimpulan, bahwa inilah keadaan Negara
Indonesia kita.
Jika tidak ADA program KB, Indonesia
terancam mengalami ledakan penduduk. Soalnya, rata-rata laju pertumbuhan penduduk
di Indonesia masih cukup tinggi. Tanpa KB, pada tahun 2020, penduduk Indonesia
diperkirakan akan mencapai 261 juta jiwa.
Kepala Badan Koordinasi Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN) Sugiri Syarief menyatakan, Indonesia harus
segera mengerem laju pertumbuhan penduduk. Maklum, saat ini laju pertumbuhan
penduduk Indonesia memang cukup tinggi, yakni 2,6 juta jiwa per tahun. “Jika
ini tidak diatasi, maka 10 tahun lagi Indonesia akan mengalami ledakan
penduduk,”.
Pada tahun 2009 jumlah penduduk di
Indonesia sekitar 230,6 juta jiwa. Tanpa KB, 11 tahun lagi atau pada 2020,
penduduk Indonesia akan mencapai 261 juta manusia.
Tetapi jika KB berhasil menekan angka
laju pertumbuhan 0,5% per tahun, maka jumlah penduduk 2020 hanya naik menjadi
sekitar 246 juta jiwa. Ini berarti KB bisa menekan angka kelahiran sebanyak 15
juta jiwa dalam 11 tahun, atau 1,3 juta jiwa dalam setahun.
i.
Keadaan
penduduk di Indonesia
Jumlah penduduk di Indonesia pada tahun
2009 sekitar 230,6 juta jiwa, ini merupakan jumlah yang tidak sedikit. 58%
penduduk Indonesia menetap di pulau Jawa, 21% di pulau Sumatra, dan sisanya
tersebar diseluruh bagian Indonesia lainnya.
ii.
Keadaan
setelah dijalankannya program Keluarga Berencana
Program Keluarga Berencana (KB) sampai
akhir Desember 2009, telah berhasil menekan laju pertumbuhan penduduk Indonesia
sebesar 1,14 persen pertahun.
iii.
Kegiatan
yang menunjang program KB
Menekan umur perkawinan. Dengan
mengontrol usia minimum dalam pernikahan, dengan menahan pernikahan dini maka
rantang waktu dan tingkat peluang melahirkan anak banyak lebih sedikit.
Penundaan usia kawin masa reproduksi seorang perempuan akan lebih dipersempit,
sehingga kemungkinan untuk melahirkan anak yang banyak menjadi lebih kecil.
Sedangkan perkawinan pada usia muda cenderung akan memperbesar kemungkinan
melahirkan lebih banyak apabila tidak disertai dengan pemakaian alat
kontrasepsi.
Penyuluhan kepada generasi muda agar
lebih sensitive dengan pertumbuhan penduduk dimasa mendatang. Sehingga
menciptakan rasa kekhawatiran jika keadaan terus meningkat. Pengenalan alat
kontrasepsi untuk para keluarga di Indonesia.
iv.
Program
KB dengan tingkat pembangunan di Indonesia
Karena tingkat penduduk di Indonesia
besar, maka APBN Negara meningkat untuk memenuhi kebutuhan penduduknya. Maka
dengan mengerem tingkat ini, dibuthkan sosuli berupa pengaturan tingkat
pertumbuhan penduduk.
·
Pengangguran
dimana-mana. Meningkatanya penduduk di Indonesia tidak seimbang dengan
kebutuhan sumbar daya manusia di Indonesia sendiri. Sehingga banyak yang tidak
mendapat peluang untuk dapat bekerja. KB dapat diharapkan menyesuaikan
kebutuhan SDM dengan SDM yang tersedia.
·
Kemiskinan,
pendapatan yang 0 bagi pengangguran akan meningkatakan jumlah kemiskinan di
Indonesia. Sehingga kurangnya pendidikan, kesehatan, bahkan keamanan. Dengan
program KB yang dijalankan menjauhkan keperluan pendidikan, kesehatan, dan
keamanan yang tidak terjangkau, sehingga akan lebih ringan.
v.
Hambatan
dalam program KB.
·
Bagi
beberapa masyarakat di Indonesia beranggapan bahwa cari makan saja susah apa
lagi harus datang kedokter untuk melakukan kegiatan sebagai keluarga berencana.
Ini karena biaya kesehatan yang mahal, meskipun telah dikenal bahwa ada kartu
jaminan kesehatan untuk orang yang kurang mampu, tapi belum juga terlaksana
dengan baik.
·
Selain
percaya pada pemerintah, kita juga tahu bahwa adanya kebudayaan. Kebudayaan
hasil turun temurun yang kiranya kurang rasional, kepercayaan bahwa banyak anak
banyak pula rezeki. Ini tidak rasional, semakin banyaknya tanggungan, semakin
besar tanggung jawab untuk memenuhi tanggungan. Jika diadakannya arahan
langsung maka lebih mudah menciptakan masyarakat yang lebih berpikir modern.
Suatu kebudayaan baru dapat diterima jika kebudayaan baru itu dapat memberikan
manfaat dan pemberi kebudayaan baru mampu mensosialisasikannya dengan baik.
·
Beberapa
masyarakat di Indonesia masi kurang pendidikan padahal beberapa sekolah negeri
di Indonesia telah memberikan keringanan. Karena sosialisasi ke orang yang
berada di taraf rendah kurang, maka banyak orang takut tertipu.
Analisis
Ekonomi
Program KB baik di Indonesia maupun
kebanyakan negara-negara lain di dunia, semuanya dilakukan sebagai program
untuk mengentaskan kemiskinan. Semua negara-negara tersebut memandang adanya
hubungan erat antara kemiskinan dengan pertumbuhan penduduk yang tidak
terkendali.
Adalah Thomas Robert Malthus tokoh utama yang berpendapat adanya hubungan erat
antara kemiskinan dengan pertumbuhan penduduk. Dan kemudian pendapat ini
diikuti oleh hampir seluruh pemerintah di dunia sebagai pemegang kebijakan terhadap
rakyatnya, termasuk Indonesia. Adapun Malthus adalah tokoh ekonomi dari aliran
Klasik dalam sistem ekonomi Kapitalisme/Liberalisme, adapun tokoh ekonomi
aliran Klasik lainnya adalah Adam Smith, JB. say, David Ricardo dan John Stuart
Mill.
Malthus
berpendapat bahwa pertumbuhan penduduk berdasarkan deret ukur, sedangkan
pertumbuhan makanan (kekayaan) berdasarkan deret hitung. Pertumbuhan penduduk
berdasarkan deret ukur, sebab menurut Malthus dari seseorang saat melahirkan
anak, jumlahnya menjadi dua, dan dari dua orang tadi masing-masing akan dapat
melahirkan manusia pula, sehingga kini jumlahnya menjadi empat, dan seterusnya.
Sedangkan pertumbuhan produksi makanan hanya akan berdasarkan deret hitung.
Atau bisa kita lihat pada table berikut:
Pertumbuhan
Penduduk
|
1
|
2
|
4
|
8
|
16
|
32
|
64
|
128
|
Dst.
|
Pertumbuhan Makanan
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
Dst.
|
Tabel diatas menggambarkan ramalan
Malthus, Malthus membuat ramalan bahwa jumlah populasi akan
mengalahkan pasokan makanan, yang menyebabkan berkurangnya jumlah makanan
per orang. Pada saat jumlah penduduk berjumlah 1 dan 2 orang makanan yang
tersedia masih bisa mencukupi, namun saat penduduk berjumlah 4 makanan yang
tersedia hanya berjumlah 3, dengan demikian ada 1 orang yang tidak mendapatkan
makanan. Apalagi saat penduduk berjumlah 128, makanan yang tersedia hanya 8,
dengan begitu ada 120 orang yang tergolong miskin akibat tidak mendapat makanan
tersebut. Demikianlah pandangan Kapitalisme terhadap problem ekonomi,
yaitu Scarcity (Kelangkaan). Banyaknya orang miskin dianggap seagai
akibat dari langkanya kekayaan atau jumlah makanan yang tersedia di muka bumi.
Dari
persoalan diatas Malthus memberikan 2 buah solusi, pertama dengan
menahan/menekan laju pertumbuhan penduduk yang berdasar deret ukur tadi dengan
program KB, agar berjalan seiringan dengan pertumbuhan makanan yang berdasar
deret hitung, atau Kedua, menggenjot pertumbuhan makanan agar mampu
mengiringi pertumbuhan penduduk dengan meningkatkan pendapatan Nasional. Atau
kedua cara tersebut digunakan secara bersamaan, dan inilah yang dipakai
pemerintah Indonesia.
Penjelasan diatas dapat mengklaim bahwa pemerintah Indonesia berfaham ekonomi
Kapitalisme, sebab pemerintah menganggap tingginya angka kemiskinan disebabkan
oleh langkanya kekayaan atau jumlah makanan yang tersedia akibat pertumbuhan
penduduk yang terlalu cepat, sehingga tidak mampu dikejar oleh perttumbuhan
makanan.
Analisis Politik
Walaupun program KB berasal dari
Thomas Robert Malthus yang tidak lain berasal dari bangsa Eropa, namun di
negara-negara Eropa dapat dikatakan tidak ada yang mengambil kebijakan program
tersebut. Kebalikannya, pemerintah di negara-negara tersebut lebih cenderung
untuk mendorong rakyatnya agar dapat memperbanyak anak, meskipun angka
pengangguran/kemiskinannya tidak jauh berbeda dengan yang menimpa bangsa
Indonesia, yaitu mendekati 10%, seperti Inggris dan Yunani. Kecenderugan
negara-negara eropa dalam mendorong rakyatnya memperbanyak anak, lebih
disebabkan karena mereka merasa adanya krisis regenerasi yang melanda
negerinya. Baik disebabkan oleh sistem sosial free sex baik
heterosex maupun homosex, atau yang lainnya.
BAB IV
PENUTUP
i.
Kesimpulan
Keadaan tingkat kematian berkurang dan
pada saat yang sama tingkat kehidupan berkurang, atau tingkat kematian stabil
tapi tingkat kehidupan meningkat. Ketidakstabilan yang terjadi seperti ini yang
akhirnya tingkat kelahiran melonjak.
Keadaan tingkat penduduk di Indonesia
menjadi alasan mengapa Indonesia masi dalam taha pra syrat berkembang. Tingkat
penduduk yang tinggi mempengaruhi pendapatan perkapita, APBN di Indonesia.
Keadaan akan lebih buruk jika program KB tidak dijalankan. Dengan tingkat penduduk
yang stabil, maka pendapatan perkapita meningkat, dan APBN stabil, lalu
kemakmuran penduduk di Indonesia menjadi baik akhirnya Indonesia dapat menjadi
Negara maju.
Meskipun belum maksimal kinerja program
ini, tapi inilah jalan menuju pengatasan tingkat penduduk di Indonesia.
ii.
Saran
Pemerintah seharusnya lebih menekankan
pengaruh dari tingkat penduduk kepada masyarakat umum. Pendidikan harap
dipertimbangkan sehingga pengetahuan akan lebih luas. Persediaan lapangan
pekerjaan diperbanyak, untuk mengatasi masalah tingkat penduduk ini sebelum
menurunkan tingkat penduduk di Indonesia. Untuk kelompok penduduk yang
tergolong miskin, dimana seluruh pengeluaran rumah tangganya masih berfokus
pada konsumsi makanan, diharapkan pemerintah turun tangan dengan memberikan
fasilitas KB secara Cuma-Cuma sehingga tidak akan memperburuk kondisi mereka
sebagai akibat kelahiran yang tidak terkontrol.
Bukan hanya pemerintah yang berperan,
kita sebagai anggota masyarakat Indonesia turut ambil peran dalam drama
pembanguna ekonomi di Indonesia
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini Yetti., et al. Pelayanan Keluarga Berencana, 2012