Rabu, 11 Juni 2014

PROGRAM KELUARGA BERENCANA DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA

        


                                      




KELAS         :   1EB22
Disusun Oleh :                                              
  v Della Audia                                              22213143
  v Indri Kristiani                                          24213404
  v Rossy Rizky Fadly                                   28213104
  v Rere Tresha                                             27213418
  v Dimitri Deannaz Perdani                       22213533


KATA PENGANTAR
          Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “PROGRAM KELUARGA BERENCANA DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA”.
          Penulisan makalah merupakan salah satu tugas kelompok yang diberikan dalam mata kuliah Perekonomian Indonesia Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma.
          Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang penulis miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.



                                                        Bekasi, 11 JUNI 2014

                                                        Tim Penulis



BAB I
LATAR BELAKANG

Didunia ini kita mengenal adanya istilah “Negara maju” dan “Negara Berkembang”, keduanya dapat ditinjau dari segi taraf hidup yang dicapai masyarakat di Negara tersebut. Yang dimaksud Negara maju adalah Negara yang sudah efektif menggunakan teknologi modern pada sebagian besar faktor produksi dan kekayaan alamnya, serta perhatian masyarakatnya lebih menekan kepada masalah-masalah konsumsi dan kesejahteraan, tidak lagi kepada masalah produksi. Sedangkan Negara berkembang adalah Negara pada masa transisi dimana suatu masyarakat telah mempersiapkan dirinya atau dipersiapkan dari luar, untuk mencapai pertumbuhan yang mempunyai kekuatan untuk terus berkembang.
Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang yang ada di dunia. Masalah yang di hadapi Indonesia untuk mencapai kemakmuran sehingga menjadi sebuah Negara maju masih terus dihadapi, meskipun telah melewati kurang lebih enam dekade tapi perjalanan lepas landas masi diambang pintu.
Ini merupakan tantangan untuk Indonesia agar tetap menyatukan tekad menuju visi Negara. Sebagai warga Negara Indonesia kita berhak memiliki keinginan untuk hidup yang makmur dan berkewajiban menjalankan segala kebijakan yang ada untuk mewujudkan hak kita.
Dalam pencapaian hak tersebut, kebijakan yang ditetapkan harus dijalankan. Salah satu kebijakan pemerintah adalah Keluarga Berencana. Tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi di Indonesia merupakan satu dari faktor-faktor penghambat menuju keselarasan dengan Negara maju. Keluarga berencana merupakan bagian dalam pembatasan pertumbuhan penduduk.
Dalam tulisan ini, saya membahas mengenai pentingnya KB untuk mengatasi tingkat pertumbuhan yang tinggi di Indonesia.
        Pada dasarnya program Keluarga Berencana (KB) adalah program pemerintah untuk menahan/menekan tingginya laju pertumbuhan penduduk di Indonesia. Atau dengan kata lain menstabilkan jumlah penduduk dengan jumlah makanan (kekayaan) yang tersedia. Tingginya pertumbuhan penduduk yang tidak dibarengi dengan tingginya pertumbuhan kekayaan tentu akan berdampak tidak baik, karena akan ada penduduk yang tidak mendapat kekayaan tersebut.


BAB II
RUMUSAN MASALAH

Dalam keadaan sesak karena harus berbagi udara, tempat, makan, dan lainya dengan jutaan orang di Indonesia, merupakan wujud nyata yang masih dan terus terjadi apabila masalah ini tidak teratasi dengan baik. Masalah yang diangkat dalam tulisan ini adalah,
Apakah KB dapat mengatasi masalah pertumbuhan penduduk di Indonesia?

Hipotesa
KB(Keluarga Berencana) adalah kebijakan yang tepat, agar dapat menahan laju pertumbuhan, dengan begitu akan merubah keadaan di Indonesia, misalnya tidak ada lagi pengangguran akibat jumlah pekerja lebih besar dibandingkan dengan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan.

Landasan Teori
Keadaan Negara berkembang memiliki ciri-ciri dimana merupakan masalah yang dihadapi dalam pencapaian menuju Negara maju. Ciri-ciri tersebut secara umum sebagai berikut:
  1. Tingkat kemakmuran relative rendah.
  2. Produktivitas pekerja sangat rendah.
  3. Tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi. 
  4. Kegiatan ekonomi bersifat dualitis.
  5. Bahan mentah merupakan ekspor terpenting.


BAB III
PEMBAHASAN

Dilandasi teori ciri-ciri umum Negara berkembang, pada point ketiga mengenai tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi, kita dapat langsung mengambil kesimpulan, bahwa inilah keadaan Negara Indonesia kita.
Jika tidak ADA program KB, Indonesia terancam mengalami ledakan penduduk. Soalnya, rata-rata laju pertumbuhan penduduk di Indonesia masih cukup tinggi. Tanpa KB, pada tahun 2020, penduduk Indonesia diperkirakan akan mencapai 261 juta jiwa.
Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sugiri Syarief menyatakan, Indonesia harus segera mengerem laju pertumbuhan penduduk. Maklum, saat ini laju pertumbuhan penduduk Indonesia memang cukup tinggi, yakni 2,6 juta jiwa per tahun. “Jika ini tidak diatasi, maka 10 tahun lagi Indonesia akan mengalami ledakan penduduk,”.
Pada tahun 2009 jumlah penduduk di Indonesia sekitar 230,6 juta jiwa. Tanpa KB, 11 tahun lagi atau pada 2020, penduduk Indonesia akan mencapai 261 juta manusia.
Tetapi jika KB berhasil menekan angka laju pertumbuhan 0,5% per tahun, maka jumlah penduduk 2020 hanya naik menjadi sekitar 246 juta jiwa. Ini berarti KB bisa menekan angka kelahiran sebanyak 15 juta jiwa dalam 11 tahun, atau 1,3 juta jiwa dalam setahun.

i.          Keadaan penduduk di Indonesia
Jumlah penduduk di Indonesia pada tahun 2009 sekitar 230,6 juta jiwa, ini merupakan jumlah yang tidak sedikit. 58% penduduk Indonesia menetap di pulau Jawa, 21% di pulau Sumatra, dan sisanya tersebar diseluruh bagian Indonesia lainnya.

ii.        Keadaan setelah dijalankannya program Keluarga Berencana
Program Keluarga Berencana (KB) sampai akhir Desember 2009, telah berhasil menekan laju pertumbuhan penduduk Indonesia sebesar 1,14 persen pertahun.

iii.      Kegiatan yang menunjang program KB
Menekan umur perkawinan. Dengan mengontrol usia minimum dalam pernikahan, dengan menahan pernikahan dini maka rantang waktu dan tingkat peluang melahirkan anak banyak lebih sedikit. Penundaan usia kawin masa reproduksi seorang perempuan akan lebih dipersempit, sehingga kemungkinan untuk melahirkan anak yang banyak menjadi lebih kecil. Sedangkan perkawinan pada usia muda cenderung akan memperbesar kemungkinan melahirkan lebih banyak apabila tidak disertai dengan pemakaian alat kontrasepsi.
Penyuluhan kepada generasi muda agar lebih sensitive dengan pertumbuhan penduduk dimasa mendatang. Sehingga menciptakan rasa kekhawatiran jika keadaan terus meningkat. Pengenalan alat kontrasepsi untuk para keluarga di Indonesia.


iv.      Program KB dengan tingkat pembangunan di Indonesia
Karena tingkat penduduk di Indonesia besar, maka APBN Negara meningkat untuk memenuhi kebutuhan penduduknya. Maka dengan mengerem tingkat ini, dibuthkan sosuli berupa pengaturan tingkat pertumbuhan penduduk.
·           Pengangguran dimana-mana. Meningkatanya penduduk di Indonesia tidak seimbang dengan kebutuhan sumbar daya manusia di Indonesia sendiri. Sehingga banyak yang tidak mendapat peluang untuk dapat bekerja. KB dapat diharapkan menyesuaikan kebutuhan SDM dengan SDM yang tersedia.
·           Kemiskinan, pendapatan yang 0 bagi pengangguran akan meningkatakan jumlah kemiskinan di Indonesia. Sehingga kurangnya pendidikan, kesehatan, bahkan keamanan. Dengan program KB yang dijalankan menjauhkan keperluan pendidikan, kesehatan, dan keamanan yang tidak terjangkau, sehingga akan lebih ringan.

v.                  Hambatan dalam program KB.
·           Bagi beberapa masyarakat di Indonesia beranggapan bahwa cari makan saja susah apa lagi harus datang kedokter untuk melakukan kegiatan sebagai keluarga berencana. Ini karena biaya kesehatan yang mahal, meskipun telah dikenal bahwa ada kartu jaminan kesehatan untuk orang yang kurang mampu, tapi belum juga terlaksana dengan baik.
·           Selain percaya pada pemerintah, kita juga tahu bahwa adanya kebudayaan. Kebudayaan hasil turun temurun yang kiranya kurang rasional, kepercayaan bahwa banyak anak banyak pula rezeki. Ini tidak rasional, semakin banyaknya tanggungan, semakin besar tanggung jawab untuk memenuhi tanggungan. Jika diadakannya arahan langsung maka lebih mudah menciptakan masyarakat yang lebih berpikir modern. Suatu kebudayaan baru dapat diterima jika kebudayaan baru itu dapat memberikan manfaat dan pemberi kebudayaan baru mampu mensosialisasikannya dengan baik.
·           Beberapa masyarakat di Indonesia masi kurang pendidikan padahal beberapa sekolah negeri di Indonesia telah memberikan keringanan. Karena sosialisasi ke orang yang berada di taraf rendah kurang, maka banyak orang takut tertipu.

Analisis Ekonomi
Program KB baik di Indonesia maupun kebanyakan negara-negara lain di dunia, semuanya dilakukan sebagai program untuk mengentaskan kemiskinan. Semua negara-negara tersebut memandang adanya hubungan erat antara kemiskinan dengan pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali.
       Adalah Thomas Robert Malthus tokoh utama yang berpendapat adanya hubungan erat antara kemiskinan dengan pertumbuhan penduduk. Dan kemudian pendapat ini diikuti oleh hampir seluruh pemerintah di dunia sebagai pemegang kebijakan terhadap rakyatnya, termasuk Indonesia. Adapun Malthus adalah tokoh ekonomi dari aliran Klasik dalam sistem ekonomi Kapitalisme/Liberalisme, adapun tokoh ekonomi aliran Klasik lainnya adalah Adam Smith, JB. say, David Ricardo dan John Stuart Mill.
      Malthus berpendapat bahwa pertumbuhan penduduk berdasarkan deret ukur, sedangkan pertumbuhan makanan (kekayaan) berdasarkan deret hitung. Pertumbuhan penduduk berdasarkan deret ukur, sebab menurut Malthus dari seseorang saat melahirkan anak, jumlahnya menjadi dua, dan dari dua orang tadi masing-masing akan dapat melahirkan manusia pula, sehingga kini jumlahnya menjadi empat, dan seterusnya. Sedangkan pertumbuhan produksi makanan hanya akan berdasarkan deret hitung. Atau bisa kita lihat pada table berikut:

Pertumbuhan
Penduduk
1
2
4
8
16
32
64
128
Dst.
Pertumbuhan Makanan
1
2
3
4
5
6
7
8
Dst.
Tabel diatas menggambarkan ramalan Malthus, Malthus membuat ramalan bahwa jumlah populasi akan mengalahkan pasokan makanan, yang menyebabkan berkurangnya jumlah makanan per orang. Pada saat jumlah penduduk berjumlah 1 dan 2 orang  makanan yang tersedia masih bisa mencukupi, namun saat penduduk berjumlah 4 makanan yang tersedia hanya berjumlah 3, dengan demikian ada 1 orang yang tidak mendapatkan makanan. Apalagi saat penduduk berjumlah 128, makanan yang tersedia hanya 8, dengan begitu ada 120 orang yang tergolong miskin akibat tidak mendapat makanan tersebut. Demikianlah pandangan Kapitalisme terhadap problem ekonomi, yaitu Scarcity (Kelangkaan). Banyaknya orang miskin dianggap seagai akibat dari langkanya kekayaan atau jumlah makanan yang tersedia di muka bumi.
      Dari persoalan diatas Malthus memberikan 2 buah solusi, pertama dengan menahan/menekan laju pertumbuhan penduduk yang berdasar deret ukur tadi dengan program KB, agar berjalan seiringan dengan pertumbuhan makanan yang berdasar deret hitung, atau Kedua, menggenjot pertumbuhan makanan agar mampu mengiringi pertumbuhan penduduk dengan meningkatkan pendapatan Nasional. Atau kedua cara tersebut digunakan secara bersamaan, dan inilah yang dipakai pemerintah Indonesia.
         Penjelasan diatas dapat mengklaim bahwa pemerintah Indonesia berfaham ekonomi Kapitalisme, sebab pemerintah menganggap tingginya angka kemiskinan disebabkan oleh langkanya kekayaan atau jumlah makanan yang tersedia akibat pertumbuhan penduduk yang terlalu cepat, sehingga tidak mampu dikejar oleh perttumbuhan makanan.

Analisis Politik

Walaupun program KB berasal dari Thomas Robert Malthus yang tidak lain berasal dari bangsa Eropa, namun di negara-negara Eropa dapat dikatakan tidak ada yang mengambil kebijakan program tersebut. Kebalikannya, pemerintah di negara-negara tersebut lebih cenderung untuk mendorong rakyatnya agar dapat memperbanyak anak, meskipun angka pengangguran/kemiskinannya tidak jauh berbeda dengan yang menimpa bangsa Indonesia, yaitu mendekati 10%, seperti Inggris dan Yunani. Kecenderugan negara-negara eropa dalam mendorong rakyatnya memperbanyak anak, lebih disebabkan karena mereka merasa adanya krisis regenerasi yang melanda negerinya. Baik disebabkan oleh sistem sosial free sex baik heterosex maupun homosex, atau yang lainnya.




BAB IV
PENUTUP

i.                    Kesimpulan

Keadaan tingkat kematian berkurang dan pada saat yang sama tingkat kehidupan berkurang, atau tingkat kematian stabil tapi tingkat kehidupan meningkat. Ketidakstabilan yang terjadi seperti ini yang akhirnya tingkat kelahiran melonjak.
Keadaan tingkat penduduk di Indonesia menjadi alasan mengapa Indonesia masi dalam taha pra syrat berkembang. Tingkat penduduk yang tinggi mempengaruhi pendapatan perkapita, APBN di Indonesia. Keadaan akan lebih buruk jika program KB tidak dijalankan. Dengan tingkat penduduk yang stabil, maka pendapatan perkapita meningkat, dan APBN stabil, lalu kemakmuran penduduk di Indonesia menjadi baik akhirnya Indonesia dapat menjadi Negara maju.
Meskipun belum maksimal kinerja program ini, tapi inilah jalan menuju pengatasan tingkat penduduk di Indonesia.

ii.                  Saran

Pemerintah seharusnya lebih menekankan pengaruh dari tingkat penduduk kepada masyarakat umum. Pendidikan harap dipertimbangkan sehingga pengetahuan akan lebih luas. Persediaan lapangan pekerjaan diperbanyak, untuk mengatasi masalah tingkat penduduk ini sebelum menurunkan tingkat penduduk di Indonesia. Untuk kelompok penduduk yang tergolong miskin, dimana seluruh pengeluaran rumah tangganya masih berfokus pada konsumsi makanan, diharapkan pemerintah turun tangan dengan memberikan fasilitas KB secara Cuma-Cuma sehingga tidak akan memperburuk kondisi mereka sebagai akibat kelahiran yang tidak terkontrol.
Bukan hanya pemerintah yang berperan, kita sebagai anggota masyarakat Indonesia turut ambil peran dalam drama pembanguna ekonomi di Indonesia




BAB V
DAFTAR PUSTAKA




Anggraini Yetti., et al. Pelayanan Keluarga Berencana, 2012