Senin, 16 November 2015

KARANGAN ILMIAH POPULER

Karangan ilmiah populer adalah karangan ilmu pengetahuan yangmenyajikan fakta pribadi dan ditulis menurut metodologi penulisan yangbenar.Terdapat juga pengertian lain, dimana karangan ilmiah populerdiartikan sebagai karya tulis yang berpegang kepada standar ilmiah, tetapiditampilkan dengan bahasa umum yang mudah dipahami oleh masyarakatawam dan layout yang menarik sehingga masyarakat lebih tertarik untukmembacanya. Karangan ilmiah populer lebih banyak diciptakan dengan jalanmenyadur, mengutip, dan meramu informasi dari berbagai tulisan orang lain,daripada menulis murni gagasan, pendapat, dan pernyataan sendiri.

Ciri-ciri Karangan Ilmiah Populer Adapun ciri-ciri karangan ilmiah populer adalah sebagai berikut :
    1.      Ditulis berdasarkan fakta pribadi.
    2.      Gaya bahasa formal dan populer.
    3.      Fakta yang disimpulkan subjektif.
    4.      Mementingkan diri penulis.
    5.      Melebih-lebihkan sesuatu.
    6.      Bersifat persuasif.
    7.      Usulan-usulan bersifat argumentatif.

Jenis-jenis karangan yang termasuk dalam kategori karangan ilmiahpopuler:Secara umum, jenis-jenis karangan yang termasuk dalam kategorikarangan ilmiah populer adalah sebagai berikut :
    1.      Resensi buku adalah pertimbangan atau perbincangan tentang sebuahbuku yang menilai kelebihan atau kekurangan buku tersebut, menarik-tidaknya tema dan isi buku, kritikan dan member dorongan kepadahalayak tentang perlu tidaknya buku tersebut dibaca.
  2.  Artikel adalah karangan faktual secara lengkap dengan panjang tertentuyang dibuat untuk dipublikasikan melalui media seperti Koran, bulletindan majalah. Bertujuan menyampaikan gagasan dan fakta yangdapatmeyakinkan, mendidik dan menghibur.

   3.    Editorial adalah opini berisi pendapat dan sikap resmi suatu mediasebagai institusi penerbitan terhadap persoalan actual, fenomenal ataucontroversial yang berkembang di masyarakat.

ANALOGI DALAM BAB BERPIKIR INDUKTIF

Analogi adalah paragraf yang penalarannya dengan cara membandingkan dua hal yang banyak mengandung persamaan. Dalam membuat paragraf analogi ini kita diharuskan memikirkan 2 hal yang memiliki kesamaan. Proses berfikir ini ialah yang disebut proses berfikir Induktif. Jadi proses berfikir induktif ialah proses berfikir yang bergerak dari pandangan umum lalu menuju kepada penjelasan yang lebih khusus lagi. Atau bisa dengan mudah kita pahami bahwa Berfikir induktif bisa dikatakan dengan meletakkan gagasan utama di awal paragraf seperti pada paragraf induktif.

Ciri-ciri paragraf analogi:

Jika dilihat dari contoh paragraf analogi di atas, kita dapat mengetahui ciri-ciri paragraf analogi sebagai berikut:
    1.   Paragraf ini membandingkan 2 hal secara bergantian yang memiliki tingkat kesetaraan yang seimbang. Hal yang dapat dibandingkan dapat berupa benda, kejadian, keadaan ataupun proses.
      2.      Kalimat-kalimat penjelas dalam paragraf analogi kebanyakan berupa persamaan-persamaan yang dimiliki oleh 2 hal yang dianggap sama.
      3.      Paragraf analogi memiliki kalimat utama yang terletak di bagian akhir paragraf atau disebut juga dengan kesimpulan yang merupakan penjelas dari ide awal yang dikemukakan, 

Contoh Paragraf Analogi:

Sifat manusia diibaratkan seperti padi yang terhampar luas di persawahan. Padi yang bagus dan berisi akan semakin merunduk. Begitu pula dengan manusia ketika meraih kepandaian, kebesaran, dan kekayaan, mereka akan menjadi semakin rendah hati dan dermawan. Apabila manusia itu sombong dan arogan mereka akan menjadi seperti padi kosong yang selalu berdiri tegak. Namun, jika terkena angin yang cukup kuat padi tersebut akan patah. Seperti manusia yang sombong dan arogan akan hancur jika terkena cobaan dalam hidupnya. Oleh karena itu, kita sebagai manusia yang berilmu apabila diberi kepandaian dan kelebihan, hendaklah bersikap seperti padi yang semakin berisi semakin merunduk.

Paragraf di atas membandingkan manusia dengan padi. Dimana padi yang bagus adalah padi yang merunduk bukannya yang berdiri tegap di tengah persawahan. Sepintas padi yang tegak tersebut terlihat bagus karena dia yang paling tinggi. Namun jika dilihat lebih dalam, padi itu adalah padi yang tidak bagus karena tidak berisi. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa, manusia yang baik tidak akan menyombongkan dirinya seperti padi yang selalu merunduk.