Senin, 01 Juni 2015

Persediaan Barang

A.       PENGERTIAN PERSEDIAAN BARANG
                 Usaha dagang yaitu perusahaan yang membeli barang dan menjualnya kembali tanpa mengadakan perubahan bentuk barang. Perusahaan manufaktur yaitu perusahaan yang membeli bahan dan mengubah bentuknya untuk dapat dijual. Secara umum istilah persediaan barang di pakai untuk menunjukkan barang barang yang dimiliki untuk dijual kembali atau digunakan untuk memproduksi barang-barang yang akan di jual. Jenis persediaan yang ada dalam perusahaan manufaktur sebagai berikut :
a)        Bahan baku dan Penolong
                 Bahan baku adalah barang-barang yang akan menjadi bagian dari produk jadi yang dengan mudah dapat diikuti biayanya. Sedangkan bahan ponolong adalah barang-barang yang juga menjadi bagian dari produk jadi tetapi jumlahnya relatif kecil atau sulit diikuti biayanya. Misalnya dalam perusahaan mebel dan bahan baku.
b)        Supplies Pabrik
Adalah barang-barang yang mempunyai fungsi melancarkan proses produksi.
c)        Barang dalam proses
                 Adalah barang-barang yang sedang dikerjakan tetapi pada tanggal neraca barang-barang tadi belum selesai dikerjakan. Untuk dapat dijual masih diperlukan pengerjaan lebih lanjut.
d)       Produk selesai
                 Yaitu barang-barang yang sudah selesai dikerjakan dalam proses produksi dan menunggu saat penjualannya.

B.       METODE PENCATATAN PERSEDIAAN BARANG
1)        Metode fisik
                 Penggunaan metode fisik mengharuskan adanya perhitungan barang yang masih ada pada tanggal penyusunan laporan keuangan. Dalam metode ini mutasi persediaan barang tidak diikuti dalam buku, setiap pembelian barang dicatat dalam rekening pembelian. Karena tidak ada catatan mutasi persediaan barang maka harga pokoknya penjualan juga tidak dapat diketahui sewaktu-waktu.
2)      Metode buku
                 Dalam metode buku setiap jenis persediaan dibuatkan rekening sendiri-sendiri yang merupakan buku pembantu persediaan. Setiap perubahan dalam persediaan diikuti dengan pencatatan dalam rekening persediaan sehingga jumlah persediaan sewaktu-waktu dapat diketahui dengan melihat kolom saldo dalam rekening persediaan. Metode buku akan memudahkan penyusunan neraca dan laporan laba rugi jangka pendek, karena tidak perlu lagi mengadakan perhitungan fisik untuk mengetahui jumlah persediaan akhir. Dengan demikian rekening harga pokok  penjualan hanya menunjukkan harga pokok barang-barang yang dijual. Selisih persediaan tidak termasuk dalam harga pokok penjualan tetapi dicatat sendiri.
                 Dibandingkan dengan metode fisik maka metode buku merupakan cara yang lebih baik untuk mencatat persediaan yaitu dapat membantu memudahkan penyusunan neraca dan laporan laba rugi, juga dapat digunakan untuk mengawasi barang-barang dalam gudang.



C.       MASALAH PEMILIKAN PERSEDIAAN BARANG
                 Barang-barang akan dicatat sebagai persediaan pihak yang memiliki barang-barang tersebut, sehingga perubahan catatan persediaan akan didasarkan pada perpindahan hak pemilikan barang. Kesulitan menentukan perpindahan hak atas barang antara lain timbul dalam keadaan berikut ini :
·      Barang-barang dalam perjalanan
Ada 2 syarat pengiriman :
a.    F.o.b. shipping point
          Apabila barang-barang dikirim dengan syarat f.o.b. shipping point maka hak atas barang yang akan dikirim berpindah pada pembeli ketika barang-barang tersebut diserahkan pada pihak pengangkut. Oleh karena itu untuk memudahkan pencatatan persediaan, maka pembeli akan mencatat pembelian dan menambah persediaan barangnya pada waktu barang-barang tersebut diterima oleh pembeli, sedangkan penjual akan mencatat penjualan dan mengurangi persediaan barangnya pada waktu mengirimkan barang-barang tersebut.
b.    F.o.b. destination
          Syarat pengiriman f.o.b. destination berarti bahwa hak atas barang baru berpindah pada pembeli jika barang-barang yang dikirim sudah diterima oleh pembeli.
·      Barang-barang yang dipisahkan
          Terjadi suatu kontrak penjualan barang dalam jumlah besar sehingga pengirimannya tidak dapat dilakukan sekaligus. Pada tanggal penyusunan laporan keuangan jika ada barang-barang yang dipisahkan, harus dikeluarkan dari jumlah persediaan penjual dan dicatat sebagai penjualan. Begitu pula pembeli dapat mencatat pembelian dan menambah persediaan barangnya.
·      Barang-barang konsinyasi
          Dalam cara penjualan titipan, barang-barang yang dititipkan untuk dijualkan haknya masih tetap pada yang menitipkan sampai saat barnag-barang tersebut dijual. Apabila barang-barang itu sudah dijual maka yang menerima titipan membuat laporan pada yang menitipkan. Pada waktu menerima laporan, pihak yang menitipkan mencatat penjualan dan mengurangi persediaan barngnya.
·      Penjualan angsuran
          Dalam penjualan angsuran, barang tetap pada penjual sampai seluruh harga jualnya dilunasi. Penjual akan melaporkan barang-barang tersebut dalam persediaannya dikurangi dengan jumlah yang sudah dibayar. Pembeli akan melaporkan barang-barang tersebut dalam persediaannya sejumlah yang sudah dibayarkannya.

D.       HARGA POKOK PERSEDIAAN
                 Dalam hubungannya dengan persediaan, harga pokok adalah jumlah semua pengeluaran-pengeluaran langsung atau tidak langsung yang berhubungan dengan perolehan, penyiapan, dan penempatan persediaan tersebut agar dapat dijual. Harga pokok terdiri dari harga faktur ditambah biaya angkut, sedang biaya-biaya yang lain diperlakukan sebagai biaya waktu yang dibebankan pada periode yang bersangkutan.

E.        POTONGAN PEMBELIAN
Dalam pembelian barang sering ada ketentuan mengenai cara pembayaran, apabila dibayar dalam jangka waktu tertentu akan diberi potongan. Potongan seperti ini disebut potongan tunai.



F.        METODE PENENTUAN HARGA POKOK PERSEDIAAN
                 Untuk dapat menghitung harga pokok penjualan dan harga pokok persediaan akhir dapat digunakan berbagai cara :
a.    Identifikasi Khusus
Metode identifikasi khusus didasarkan pada anggapan bahwa arus barang harus sama dengan arus biaya. Tiap jenis barnag dipisahkan berdasrkan harga pokoknya dan untuk masing-masih kelompok dibuatkan kartu persediaan sendiri, sehingga masing-masing harga pokok bisa diketahui. Harga pokok penjualan terdiri dari harga pokok barang baarng yang  dijual dan sisanya merupakan persediaan akhir.
b.    Masuk pertama keluar pertama (FIFO)
            Apabila ada penjualan atau pemakaian barang-barang maka harga pokok yang dibebankan adalah harga pokok yang paling terdahulu, disusul yang masuk berikutnya. Persediaan akhir dibebani harga pokok terakhir.
c.    Rata-rata tertimbang (Weighted Average)
            Dalam metode ini barang-barang yang dipakai untuk produksi atau dijual akan dibebani harga pokok rata-rata. Perhitungan harga pokok rata-rata dilakukan dengan cara membagi jumlah harga perolehan dengan kuantitasnya.
d.   Masuk terakhir keluar pertama (MTKP/LIFO)
            Barang-barang yang dikeluarkan dari gudang akan dibebani dengan harga pokok pembelian yang terakhir disusul dengan yang masuk sebelumnya. Persediaan akhir dihargai dengan harga pokok pembelian yang pertama dan berikutnya.

G.       MTKP Nilai Rupiah

                 Metode MTKP dapat digunakan dengan metode nilai rupiah dari persediaan dimana rupiah digunakan sebagai pengukur. Apabila terjadi penurunan jumlah persediaan maka penurunan tadi akan dikurangkan pada kenaikkan persediaan dengan indeks terakhir, disusul dengan persediaan dengan indeks sebelumnya dan seterusnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar